
Kata Kuci : Wayang Kulit, Spiritualitas Islam, Simbol Etika dan Estetika. Selain itu, ekspresi spiritualitas wayang kulit di Sunda lebih kepada filosofi dan spiritualitas Islam yang berbasis pada ortodoksi agama yang membawa pesan etika dan sosialita secara simbolis. Hal ini ditunjukkan dari model-model wayang kulit yang dibuatnya yang mengalami improvisasi dan kombinasi dengan budaya Arab dimana tempat agama Islam itu berasal, seperti pakaian sorban Arab pada tokoh wayang, dan munculnya kelompok Punokawanan yang terdiri dari sembilan wali yang mencerminkan sembilan tokoh penyebar agama Islam. Berbeda dengan wayang kulit di masyarakat Sunda, yang menonjolkan nuansa keislamannya dalam mengeskpresikan spiritualitas wayang kulit baik dalam simbol maupun isi. Di Jawa, wayang kulit memiliki spiritualitas Islam yang bertemu dengan budaya Kejawen, sehingga keislaman yang diekspresikannya masuk ke dalam kebudayaan “asli” Jawa, melahirkan spiritualitas keislaman yang heterodok. Kedudukan sosial keagamaan seniman dan penikmat wayang sangat berpengaruh dalam corak pertunjukan wayang kulit. Dimensi spiritualitas wayang kulit terkait dengan pelaku dari kesenian itu, terutama masyarakat yang melahirkan kebudayaan wayang, yaitu seniman dan penikmat wayang. Seni wayang kulit pada mulanya merupakan pemujaan agama lokal yang memiliki dimensi spiritualitas yang bertemu dengan estetika budaya. Koch was one of these “Monuments Men,” the last surviving Princetonian among them.Wayang kulit merupakan bentuk seni dan kebudayaan tertua di pulau Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya. He authored several books.Īs described in PAW’s June 2, 2010, article “When Art Historians Went to War,” more than a dozen Princetonians helped locate and return Nazi-confiscated art works for the Monuments, Fine Arts, and Archives Service. A scholar of Northern Renaissance art, Koch received a Fulbright grant in 1956 for study in Belgium, and in 1961 won a grant from the American Council of Learned Societies. He retired as professor emeritus in 1990. He remained as assistant director of the art museum until 1962, and then was faculty curator of prints.
Wayang kelir full#
Koch was appointed an assistant professor of art in 1955 and in 1966 was promoted to full professor. His career started at Princeton in 1948 as a teaching assistant, and in 1949 he became an instructor and assistant director of Princeton University Art Museum. After Army service from 1942 to 1946, he earned an M.F.A. In 19, Koch earned bachelor’s and master’s degrees from the University of North Carolina. Robert Koch, professor emeritus of art at Princeton, died Nov. The Princeton Alumni Weekly posted this remembrance of Mr.



The entertainment is a common diversion for the eve of a wedding.” The technique uses flat figures of a non-transparent or semi-transparent material to reflect stylized shadows against a screen these are then moved to music or chant. “A pair of Balinese shadow puppets, probably 20th century, with articulated arms, are part of a tradition of Oriental shadow theatres which began as illustrations to narration.

The Graphic Arts Collection holds two Wayang Kulit, or Indonesian shadow puppets, thanks to the gift of Professor Robert Koch.
